Cokelat Beruang Viral
Beruang cokelat eurasia (Ursus arctos arctos) adalah subspesies dari beruang cokelat yang dapat ditemukan di utara Eurasia. Beruang cokelat Eurasia juga dikenal sebagai beruang cokelat/beruang cokelat eropa dan banyak nama lainnya dalam bahasa sehari-hari.
Beruang cokelat eurasia memiliki bulu cokelat, dari kuning kecokelatan hingga cokelat gelap, merah cokelat, dan hampir hitam dalam beberapa kasus, albinisme juga telah terdaftar.[2] Bulunya lebat sampai tingkat yang bervariasi dan bisa tumbuh hingga 10 cm. Bentuk kepala biasanya cukup bulat dengan telinga yang relatif kecil dan bundar, tengkorak lebar dan mulut yang dilengkapi dengan 42 gigi, termasuk gigi predator. Beruang ini memiliki struktur tulang yang kuat, kaki besar, dilengkapi dengan cakar besar yang dapat tumbuh hingga 10 cm. Berat badannya bervariasi tergantung pada habitat dan waktu. Seekor jantan memiliki berat rata-rata 265–355 kg (583-780 lb). Beruang cokelat Eurasia terbesar yang tercatat adalah 481 kg (1.058 lb) dengan tinggi hampir 2,5 m (8,2 kaki). Betina biasanya berkisar antara 150–250 kg (330-550 lb).[3]
Beruang cokelat hadir di Inggris sampai sekitar 500 AD ketika mereka dimusnahkan melalui perburuan.[4]
Beruang cokelat eurasia digunakan di Romawi Kuno untuk pertempuran di arena. Beruang terkuat tampaknya datang dari Kaledonia dan Dalmatia.[5]
Di zaman dahulu, beruang cokelat eurasia sebagian besar karnivora, dengan 80% asupan makanan mereka terdiri dari materi hewani. Namun, sebagaimana habitat ini semakin menghilang, daging hanya terdiri dari 40% asupan makanan di akhir Abad Pertengahan, dan sampai pada zaman modern di mana daging kini berjumlah sekitar 10-15% dari susunan makanannya.[5]
Tidak seperti di Amerika di mana rata-rata dua orang dibunuh oleh beruang tiap tahun, Skandinavia hanya memiliki catatan tiga serangan fatal beruang pada abad terakhir.[4]
Penelitian modern[6] telah memungkinkan untuk melacak asal dari subspesies. Sulit untuk mengatakan sesuatu tentang beruang cokelat Eurasia, tetapi spesies dari mana ia berasal mungkin telah berkembang sekitar 5 juta tahun lalu. Para peneliti juga menemukan bahwa beruang cokelat Eurasia terpisah sekitar 850.000 tahun yang lalu, satu cabang berbasis di Eropa Barat dan cabang lainnya di Rusia, Eropa Timur dan Asia. Melalui penelitian "DNA mitokondria" (mtDNA) peneliti telah menemukan bahwa keluarga beruang Eropa telah dibagi menjadi dua subkelompok, satu di semenanjung Iberia dan yang lainnya di Balkan.
Ada empat populasi besar di Skandinavia, dengan wilayah inti di Swedia. Dengan menganalisis mtDNA dari populasi selatan, peneliti telah menemukan bahwa mereka mungkin berasal dari populasi di Pyrenees di selatan Prancis dan Spanyol dan Pegunungan Cantabria (Spanyol). Beruang dari populasi tersebut menyebar ke selatan Skandinavia setelah zaman es terakhir. Populasi beruang utara berawal dari populasi Finlandia/Rusia. Nenek moyang mereka mungkin selamat dari zaman es di daerah bebas es, sebelah barat pegunungan Ural, dan selanjutnya menyebar ke Eropa Utara.
Beruang cokelat marsica (Ursus arctos marsicanus), juga dikenal sebagai beruang cokelat apennini, adalah subspesies paling terancam dari beruang cokelat, dengan ruang lingkup terbatas di Taman Nasional Abruzzo dan mungkin Montagne del Morrone di Italia. Populasi dari subspesies ini diperkirakan hanya antara 30-40 beruang.[1]
Secara rata-rata, beruang jantan memiliki berat 95–130 kg (210-290 lb) dan mencapai ketinggian 1,8-1,9 meter (5,9-6,2 ft) saat berdiri.
Ancaman terhadap populasi kecil yang tersisa diantaranya pengalihan pertanian lokal menjadi pembangunan di Abruzzo (termasuk sebuah resor ski yang kontroversial yang diusulkan), bersamaan dengan perburuan,[2] dan diracuni.[3]
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hibrida grizzly-beruang kutub adalah sejenis binatang hibrida yang dilaporkan ditemukan di Banks Island, Northwest Territories, Kanada, pada bulan April 2006.[1]
Beruang ini ditembak oleh seorang pemburu Amerika Serikat.[1] Kemudian, binatang ini menarik perhatian karena bulunya yang putih dengan beberapa bintik coklat. Ia juga memiliki kuku panjang dan punggung bungkuk, ciri khas grizzly.
Sebuah penyelidikan DNA memastikan bahwa ia adalah seekor hibrida.[1] Ini adalah kasus pertama yang didokumentasikan di alam liar.[2], walaupun telah diketahui sebelumnya bahwa hibrida jenis ini mungkin ada dan beberapa hibrida beruang lainnya pernah ditemukan.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beruang cokelat kamchatka (Ursus arctos beringianus), juga dikenal sebagai beruang cokelat timur jauh, atau dalam bahasa Rusia: Камчатский бурый медведь, translit. Kamchatsky bury medved, adalah subspesies beruang cokelat.
KABARPALU.NET - Sebuah studi baru yang dipimpin oleh ilmuwan dari University of California mengungkapkan informasi penting dari DNA purba beruang kutub berusia 100.000 tahun. DNA ini diperoleh dari tengkorak beruang kutub remaja yang ditemukan pada tahun 2009 di pantai Laut Beaufort, Arktika Alaska.
Ilmuwan menamai beruang ini 'Bruno', meskipun analisis DNA kemudian menunjukkan bahwa beruang tersebut adalah betina. Analisis lebih lanjut mengungkapkan adanya hibridisasi ekstensif antara beruang kutub dan beruang cokelat selama periode interglasial hangat terakhir di Pleistosen.
Laporan penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Ecology and Evolution dengan judul "A polar bear paleogenome reveals extensive ancient gene flow from polar bears into brown bears" pada 16 Juni 2022.
Hasil analisis ini sangat mengejutkan karena genom beruang kutub dari Bruno ditemukan dalam semua beruang cokelat yang masih hidup. Analisis genom dari tengkorak Bruno menunjukkan bahwa nenek moyang beruang kutub menyumbang hingga 10 persen dari genom beruang cokelat modern.
Baca Juga: Genom E. coli Abad ke-16 Terungkap dari Mumi Italia: Menguak Sejarah Bakteri
"Ketersediaan paleogenom Bruno memungkinkan kita mendeteksi peristiwa pencampuran kuno yang mempengaruhi semua beruang cokelat yang hidup saat ini," kata Ming-Shan Wang, ilmuwan pascadoktoral di UCSC Paleogenomics Lab dalam rilis media.
Rekan peneliti Beth Shapiro menjelaskan bahwa Bruno termasuk dalam populasi beruang kutub yang menjadi nenek moyang beruang kutub modern. Shapiro adalah profesor ekologi dan biologi evolusioner di UC Santa Cruz dan peneliti di Howard Hughes Medical Institute.
Pada titik tertentu, sekitar 125.000 tahun yang lalu, garis keturunan beruang kutub yang mengarah ke Bruno dan beruang cokelat yang mengarah ke semua beruang cokelat modern saling bersilangan dan berhibridisasi. Akibat pencampuran ini, nenek moyang beruang kutub menyumbang hingga 10 persen dari genom beruang cokelat saat ini.
"Tanpa genom Bruno, kita tidak akan pernah mengetahui pencampuran ini, karena semua beruang cokelat hidup memiliki campuran tersebut sebagai bagian dari genom mereka," tambah Shapiro.
Meski beruang kutub dan beruang cokelat berbeda dalam penampilan, perilaku, dan habitat, mereka bisa berhibridisasi ketika jangkauan mereka tumpang tindih. Laporan tentang hibrida meningkat seiring pemanasan iklim dan hilangnya es laut, yang memaksa beruang kutub ke daerah pesisir Arktika sementara beruang cokelat memperluas jangkauan mereka ke utara.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pencampuran terjadi pada populasi beruang cokelat tertentu antara 15.000 dan 25.000 tahun lalu. Aliran gen selalu dari beruang kutub ke beruang cokelat, dan individu yang dicampur bertahan sebagai beruang cokelat karena mereka sulit berburu di es laut jika tidak sepenuhnya putih.
"Beruang kutub selalu merupakan populasi kecil dengan keragaman genetik yang rendah," kata Shapiro.
Studi baru ini menemukan bukti kemungkinan aliran gen dari beruang cokelat ke garis keturunan Bruno. Namun, tidak adanya pencampuran pada beruang kutub modern mendukung gagasan bahwa nenek moyang beruang cokelat mengurangi kemampuan beruang untuk hidup sebagai beruang kutub.
Setelah menyimpang dari beruang cokelat sekitar 500.000 tahun lalu, beruang kutub berevolusi menjadi pemburu mamalia laut yang sangat terspesialisasi di es laut Arktika. Beruang cokelat, sebaliknya, adalah generalis yang tersebar luas di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.